Dalam
Islam engkau bagai permata yang dijaga dan mutiara yang disimpan. Sedang
diselainnya, engkau bagai boneka yang bebas dijamah orang-orang jahat, mainan
dan komoditas yang menjadi bahan mainan manusia-manusia berwatak serigala.
Jadikan jilbab sebagai bukti kesucian dan keistiqomahan menjalankan ibadah.
Syubhat 1:
Banyak wanita berjilbab dengan akhlak buruk, namun banyak wanita tidak
berjilbab yang memiliki akhlak terpuji (yang penting akhlaknya bukan jilbabnya)
Memakai
jilbab itu wajib dan itu sudah ditegaskan di Al-quran,
“..
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka… Dan janganlah
mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.” An-Nur [24] : 31
“Hai
Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri
orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab keseluruh tubuh mereka. Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Al-Ahzab[33] : 59
Jilbab
adalah
setiap baju yang dikenakan wanita untuk menutupi seluruh tempat-tempat
perhiasan. Perhiasan adalah pakaian yang indah, segala yang dikenakan oleh
wanita untuk memprindah kepala, wajah (make up), dan emas serta permata, dll.
Islam melarang keras para muslimah untuk bertabaruj (Rasulullah menyetarakannya
dengan zina dan tindak pencurian). Mengikuti perkembanang fashion atau mode
yang sedang tren merupakan salah satu factor yang mendorong wanita untuk
melakukan tabaruj. Para musuh islam berupaya keras untuk memberikan citra
positif terhadap wanita tak berjilbab dengan pemastian kalau mereka adalah
generasi modern dan patut menjadi panutan. Bahkan wanita tak berjilbab ini
dipakai untuk program promosi seperti iklan (televisi, Koran, dll) dan pemeran
utama dalam setiap drama. Sehingga hal ini mampu merebut hati dan perhatian
para kaum muslimah untuk meningalkan jilbab mereka.
Dari
beberapa uraian tersebut maka syubhat pertama tertolak karena berhijab itu
wajib bukan sunnah; masuk akalkah jika memang ada seorang gadis dengan akhlak
yang baik berjalan di hadapan kaum laki-laki dengan keadaan telanjang? Karena
seorang gadis yang mempunyai rasa malu dan kehormatan adalah mereka yang tidak
membiarkan seorang laki-laki pun melihat auratnya; dan seorang wanita yang
memiliki akhlak baik pasti akan melakukan segala hal sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Allah.
Syubhat 2 : Allah tidak
melihat fisik kita tetapi Allah melihat hati kita, apakah hijab lebih berharga
(hijab hanya sekedar penampilan) dibanding dengan shalat, puasa, dan sedekah.
“..Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” Al-Ankabut[29]:
45
Firman
Allah diatas sudah sangat jelas, bahwa sholat itu untuk mencegah perbuatab keji
dan munkar, sedangkan berhijab adalah perintah Allah yang wajib dilaksanakan
oleh para muslimah. Sudah bisa dipastikan bahwa meninggalkan hijab adalah
termasuk perbuatan yang keji dan mungkar. Jilbab bukanlah hanya sekedar
penampilan, jilbab merupakan pembeda antara wanita yang suka menjaga kesucian
dengan yang suka memamerkan aurat (antara wanita muslimah dengan wanita
jahiliyyah). Seorang muslimah pasti akan terpancar hati dan keimanannya dari
segala penampilan dan tindak-tanduknya. Rugikah
jika kamu berjilbab? Sedangkan kamu sudah melakukan berbagai ibadah agung
itu.
Syubhat 3 : Aku ingin
menikmati masa mudaku, ingin mengenakan pakaian, dan pergi ke tempat yang aku
inginkan (pantai, bioskop). Jilbab menghalangi ku.
Menikmati
masa muda itu harus selaras dengan perintah Allah, jangan hanya mengikuti hawa
nafsu. Jika demikian, apa bedanya wanita muslimah dengan wanita jahiliyah,
wanita yang taat dengan wanita kafir? Menikmati masa muda bukanlah pergi ke
tempat yang penuh dengan tontonan maksiat. Sesungguhnya saat kamu keluar tanpa
jilbab, kamu telah membangkitkan fitnah atas dirimu, membiarkan dirimu memikul
dosa dari setiap mata lelaki yang memandang dan menikmati kecantikanmu.
Sedikitpun jilbab itu tidak menghalangi kamu untuk menikmati masa muda, tidak pula
menjauhkan mu dari peradaban masyarakat, namun ingatlah semua hal itu harus
sejalan dengan segala perintah Allah. Ingat kembali misimu hidupmu, untuk apa
kamu diciptakan?
Syubhat 4 : Aku akan berjilbab
saat aku benar-benar yakin. Jilbab juga terasa panas
“Dan
tidakkah patut bagi laki-laki mukmin dan tidak pula bagi perempuan mukminah,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai
Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” Al-Ahzab[33]: 36
“Katakanlah,’Api
naar Jahanam itu lebih sangat panas (nya)’, jikalau mereka mengetahui.” At-Taubah[9]:81
Keyakinan
seperti apakah yang dicari oleh wanita ini? Bukankah Allah sudah mewajibkan
para muslimah untuk memakai jilbab, dan ayat diatas Al-Ahzab[33]:36 telah menjelaskan jika Allah sudah memberikan suatu
ketetapan maka tidak ada pilihan lain untuk manusia selain menaatinya. Maka
coba koreksi lagi keimanan kita!!
Syubhat 5 : Jilbab itu
pakaian usang jaman jahliyyah dulu, dan sekarang tabaruj sudah menjadi hal yang
wajar sehingga tidak akan mengundang syahwat. Tidak usah menanggapi terlalu
berlebihan, agama kita itu mudah kok
“..Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu….” Al-Baqarah[2]: 185
Apakah
dengan dimudahkannya agama mengartikan bahwa kita boleh mengabaikan perintah
Allah untuk berjilbab? Kemudahan yang dimaksud disini bukan berdasarkan hawa
nafsu, kemudahan disini berarti kemudahan dalam melaksanakan segalah perintah Allah
sesuai dengan yang dicontohkan Rasul. Siapakah yang digoda saat para pemuda
nongkrong dipinggir jalan, wanita yang berjilbab atau wanita dengan pakain
terbuka dan seksi? Siapakah yang lebih sering mengalami pelecehan seksual,
wanita berjilbab atau wanita dengan pakaian terbuka dan seksi? Dari realita
terebut sudah bisa direnungkan sendiri. Wanita berjilbab itu bagai buku yang
bersegel, yang tidak bisa disentuh dan ditebak berapa isi halamannya. Namun
wanita yang bertabaruj itu bagai buku yang tak bersegel, yang setiap orang bisa
menjamah isinya meskipun tidak dibeli.
Jika
jilbab adalah pakaian jaman jahiliyyah, lalu apa yang disuguhkan oleh pakaian
jaman modern. Dengan menganggap tabaruj itu sebagai hal yang wajar, apakah
tingkat perzinahan semakin berkurang, apakah tingkat kriminalitas semakin
menurun? Hal ini bisa dicek di setiap Koran harian, disitu berita criminal
seksual remaja semakin berentet.
Syubhat 6 : Aku akan
berjilbab setelah menikah atau sudah tua
Pernyataan
ini menunjukkan seakan-akan dia mengetahui kalau dirinya masih bisa hidup
sampai dia menikah kelak atau bahkan sampai tua, sedangkan kita semua paham
kalau tidak ada satu orangpun yang mengetahui dan menghindari datangnya ajal.
Lalu bagaimana kalau dia tutup usia sebelum dirinya sempet menutup auratnya,
apa yang akan dia katakana kepada Rabbnya, bagaimana pertanggungjawabannya
kepada Allah..??
Syubhat 7 : Aku ingin
berjilbab, namun suami dan orangtua ku tak setuju, makanya aku tak jadi pakai
jilbab
Taat
pada suami dan mengejar ridho orang tua adalah suatu kewajiban kita, namun
menaati perintah Allah itu jauh harus didahulukan dari segalanya. Perintah
untuk mengenakan jilbab itu adalah wajib, sedangkan larangan dari sang suami
dan orangtua itu apakah memberimu suatu keuntungan dihari kiamat? Apakah mereka
bisa menolongmu kelak? Sedangkan nanti pada hari ahir kelak hisab itu bersifat
individu tidak berkelompok, diriku diriku, diri dirimu, jadi semuanya hanya
akan mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya sendiri kepada Allah
secara pribadi.
Syubhat 8 : Malu kalau
diejek sama temen dan tetangga saat pakai jilbab
“Sesungguhnya
orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan
orang-orang yang beriman”. Al-Muthaffifin[83]:29
Tidak
akan mungkin ada penghargaan dan dukungan secara lngsung semua pihak saat kita
berada dalam jalan Allah,sedangkan ejekan dan cemoohan orang itu termasuk ujian
ringan yang tak sebanding dengan segala nikmat yang diberikan Allah pada kita.
Sumayyah beserta keluarga dengan mengenakan baju besi digiring melewati gurun
pasir kemudian dihujani batu, namun semua itu tidak membuat mereka bergeming
dari agama Allah. Sebandingkah ujian
yang kau dapat dengan ujian yang mereka dapat..??
Syubhat 9 : Jilbab
mengangguku beraktivitas
Kenapa
dokter bedah tidak merasa tergangggu dengan baju operasi dan masker yang
dikenakan saat melakukan operasi bedah..?? Jilbab tidak akan pernah mengganggumu
dalam beraktifitas yang baik namun harus sesuai denga syariat islam pula.
Syubhat 10 : Islam bukan
hanya masalah jilbab, masih banyak ajaran-ajaran islam yang lebih penting dari
jilbab. Sedangkan yang menjadi tolak ukur itu adalah mayoritas, mayoritas kita
adalah tidak berjilbab, apakah semua sesat..??
Mereka
berfikir bahwa jilbab itu hanya suatu penampilan yang tidak sebanding dengan
isi hati setiap orang. Padahal sudah dijelaskan pada Al-baqarah[2]:208 maka masuklah kamu untuk islam secara kaffah.
Sedangkan jilbab merupakan perintah Allah yang harus ditaati dan tidak satu
alasan pun yang mampu menolak itu. Orang-orang mayoritas disini merupakan
orang-orang fasik yang berusah untuk mengingkari Allah, apakah kita bisa
mengikuti mereka sedangkan kita mengetahui bahwa mereka itu fasik,maka
binasalah kita semua.
#ayoTutupAurat @fsldkindonesia